Laman

11.08.2011

tidak rumit

Hujan di Bandung, seperti biasa saya di dalam kamar kost saya ditemani kopi dan rokok.
setelah puas "berpacaran" dengan gitar saya, saya kembali ke tempat kedua saya meluapkan isi hati. blog saya seperti teman setia saya. dia tidak pernah bosan menerima tulisan-tulisan saya yang 80% isinya tentang borok di hati saya.
dan lagi, hari ini saya menerima e-mail dari seorang pria yang saya sadar dia ada perhatian khusus terhadap saya. dia bilang saya begitu rumit, dia tidak mengerti sebenarnya apa yang membungkus hati saya. dia kebingungan mencari celah untuk masuk kedalam.

saya takut ini terlalu dini, borok di hati saya masih menganga.
tegakah saya mempersilahkan orang baru masuk ke dalamnya dan melihat keadaan hati saya seperti apa sekarang?
bisakah dia membalutnya hati-hati?

dia bertanya, lalu bagaimana caranya untuk membuat kamu bahagia?

saya itu tidak rumit.
kamu cukup bisa bilang

“Hey, saya ingin berlari di sepanjang jalan-jalan di New York, menerbangkan balon warna-warni dengan kaki telanjang. Kamu mau ikut?

untuk dia si pengirim e-mail,

Seperti lirik dan melodi. Saling mengisi dan melengkapi. Membentuk komposisi yang klop—pas di hati. Membuat setiap orang yang mendengarkan menjadi syahdu. Terkadang mereka menangis. Terkadang mereka senyum-senyum sendiri. Mungkin seperti itulah—saya dan kamu.

Ini bukan cinta. Melainkan sebuah rasa. Ia mengalir begitu perlahan. Karena terus terang, saya ini sedang bosan jatuh cinta. Jika saya bisa memakai salah satu istilah—saya akan bilang bahwa saya sebenarnya sedang cuti jatuh cinta.

Tidak usah tertawa membaca kalimat-kalimat di atas. Seseorang yang sedang cuti, butuh rehat sejenak. Butuh “me time” untuk dirinya sendiri. Butuh “break” sesaat. Siapa tahu setelah cuti panjang ini, saya akan kembali mencintai.

Mungkin saat ini, kamu bertanya: kenapa saya bisa bosan jatuh cinta? lalu saya akan menjawab: tentu saja saya bosan, karena pengalaman cinta saya yang terakhir tidak dibawa kemana-mana. Saya hanya ditinggal begitu saja. Dan akhirnya saya berpikir bahwa laki-laki itu brengsek.

Tapi pertanyaan selanjutnya adalah: kenapa perempuan seperti saya bisa mencintai laki-laki yang brengsek.

Jawabannya: tidak ada.

Saya tidak akan menyimpulkan apa-apa. Karena jatuh cinta itu seperti candu. Selepas patah hati, yang terjadi adalah saya ingin jatuh cinta lagi dan lagi. Saya ingin punya perasaan yang utuh terhadap seseorang. Dan tidak ingin selingkuh. Karena bagi saya selingkuh itu tidak adil untuk hati dan pasangan saya.

Kemudian ketika menulis ini, akhirnya kamu berpikir bahwa “oh, bosan jatuh cinta karena pernah diselingkuhi?”

“Hmm. Tidak juga.” Begitu saya menjawab.

Toh selingkuh tetap adalah keputusan dan itu bukan kesalahan. Karena hal tersebut dilakukan dengan sadar. Dan segala sesuatu yang dilakukan dengan sadar memerlukan akal sehat. Pertanyaannya: jika akalnya sehat, berarti hatinya yang sakit?

Yang satu ini tak usah kamu jawab. Biar yang bersangkutan yang menjawab.

Saat ini, saya hanya kepingin bertemu denganmu. Karena saya punya rasa yang sedang tumbuh—saya tidak mau bilang ini cinta. Terlalu terburu-buru. Saya takut salah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar