Laman

1.20.2013

Ian Curtis

Baru saja selesai menonton film ' Control ' . A film about Ian Curtis based on the book ' Touching From A Distance'  yang diultis oleh istri dari Ian Curtis, Deborah Curtis.
Film yg dirilis tahun 2007 ini tidak pernah bosan saya tonton meski sudah berkali kali. saya salah satu fans dari Joy Division , jadi waktu film ini rilis, ketika itu saya langsung dance ala Ian Curtis. 


setelah itu saya mampir ke youtube dan seperti biasa terhanyut dalam musik Joy Division. melihat cara Ian berdansa dan melihat matanya... Ian's eyes,how full of pain they are
tidak akan ada habisnya membahas musik Britania. Mereka memproduksi begitu banyak musisi hebat dan juga hal menarik lain yang bisa dijadikan inspirasi untuk berkarya. Tanah Inggris harus diakui banyak menghasilkan musisi hebat. saya pribadi adalah penggemar berat musik dan musisi musisi briliant dari inggris. one thing that i adore from England is their music, they are the land of music empire.


nah sekarang, saya akan bahas tentang Ian Curtis . 
Ian Kevin Curtis adalah singer-song-writer  yang lahir 15 Juli 1956 di Stretford, Lanchasire dan merupakan  front man  band Post-Punk asal Manchester yang mengawali Madchester scene   dan menjadi legenda setelah ia memutuskan untuk bunuh diri pada umur 23 tahun di tengah naiknya popularitas Joy Division. 

Ian Curtis sangat mengidolakan David Bowie. sebelum Joy Division, Warsaw adalah nama band nya.Nama Warsaw  sendiri berasal dari salah satu track di album David Bowie.
Ian Curtis mempunyai sisi yang kelam namun jenius. liriknya banyak menggambarkan keadaan emosi yang terisolasi, kematian, dan keterasingan. Hampir semua lirik Joy Division ditulis olehnya, inspirasinya datang dari W.S Burroughs, J.G Ballard dan David Bowie.
Ian memiliki kepribadian yang volatil, dia bisa menujukkan sisi yang berbeda pada waktu yang berbeda dengan orang yang berbeda.
Ian mengagumi kisah-kisah dongeng Ladybird dan sungguh menggilai aktivitas menggambar prajurit Gladiator.

Januari 1979 Ian didiagnosis mengidap penyakit epilepsi, ketidakpastian kambuhnya kejang-kejang dan keharusan meminum obat secara teratur membuat moodnya mudah berubah dengan drastis. Epilepsinya sempat kambuh saat ia sedang berada di atas stage yang membuatnya tidak mampu melanjutkan performance, hal ini membawa dampak pada performa Joy Division, beberapa kali konser Joy Division  dibatalkan karena Ian sakit. Epilepsi pada akhirnya, menjadi inspirasi Ian menulis lagu 'She's Lost Control'.

Ian menggemari upaya-upaya halusinasi. Bersama partner kriminalnya, Tony Nuttall, menelan ramuan sendiri—pil atau pun tablet dari kotak P3K. Pertemanan yang sampai dijuluki Batman dan Robin. Keduanya lebih menggemari maskulinitas The Who dan The Rolling Stone ketimbang Beatles. Tony juga merupakan partner band pertama Ian yang tak bertahan lama, bubar tanpa satupun karya.

ternyata diam diam Ian mengagumi kekasih Tony,Deborah Woodruff.  Ian menebar pesona pada Debbie dengan puisi-puisinya. Hingga akhirnya Debbie kepincut dan Tony pun merestui mereka untuk berkencan. Ian terus menggombal untuk memperdalam cinta Debbie kepadanya. Salah satu rayuan yang paling dikenang Debbie adalah puisi pada hari Valentine 1973.

I wish I were a Warhol silk screen
Hanging on the wall
Or little Joe or maybe Lou
I’d love to be them all
All New York city’s broken hearts
And secret would be mine
I’d put you on a movie reel
And that would be just fine



Dan akhirnya mereka pun menikah. 
namun Kesibukan Ian bekerja di band juga menjadi malapetaka bagi pernikahannya, ditambah dengan hubungan cinta yang dijalinnya dengan seorang Jurnalis asal Belgia bernama Annik Honore yang semakin merapuhkan kehidupan rumah tangganya dengan Deborah. Kepada Annik, Ian mengatakan "my marriage was a mistake". Dalam kasus ini, Ian lebih memilih Annik, tapi ia tidak mau melukai Debbie yang sudah banyak membantunya di saat-saat sulit dan sangat mencintainya.  Hal ini yang menjadi inspirasinya menulis lagu 'Love Will Tear us Apart'

mengapa Ian Curtis memutuskan untuk bunuh diri?

Pada bulan Mei 1980, 2 bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-24, Ian akhirnya memilih bunuh diri di rumahnya di Barton Street, Macclesfield. Sebelum meninggal Ian mendengarkan Iggy Pop dan menulis surat yang panjang , kemudian ia gantung diri di dapur menggunakan tali mesin cuci. Malam sebelum Ian bunuh diri, mereka bertengkar karena Debbie sedang memproses gugatan cerai kepada IanMungkin kita bisa menerka kerangka pemikiran Ian, tapi tidak ada satu orangpun yang tau apa yang mendorong Ian untuk mengakhiri hidupnya.

ada sebagian orang  yang masih berpikir bahwa Ian Curtis bunuh diri karena frustasi dengan epilepsi. Bahkan Debbie sendiri menganggap spekulasi itu adalah konyol.
Ada asumsi lain bahwa Ian memiliki keinginan meniru para pahlawan yang mati muda, asumsi lain adalah depresi, tekanan dari efek obat epilepsi, hancurnya pernikahan atau bisa saja kekhawatirannya tentang tur Amerika bersama Joy Division. Tapi tidak ada satupun yang dapat dibuktikan, karena hanya Ian yang tahu alasannya.Beberapa hari setelah kematiannya, jenazah Ian dikremasi di krematorium Macclesfield. Deborah Curtis menuliskan 'love will tear us apart' di batu peringatan Ian.

Ian memang akhirnya tidak takut mati—atau malah yang terjadi adalah ia takut pada hidup—demi kejayaan dirinya. Ah kejayaan. Benar. Karena sebenarnya tidak sedikit musisi yang mampu menyamai kualitas lirik, joged, frustasi, dendangan dan segala atributnya.
Ian Curtis jelas tidak biasa dalam banyak hal dan mungkin sebagian orang mengingatnya hanya karena cerita bunuh diri yang dramatis, tetapi saya mengingatnya atas kontribusi penting Ian Curtis untuk musik, untuk sebuah band bernama Joy Division yang mengawali mulainya sebuah era musik baru di tanah Inggris Raya.




Setelah Ian meninggal, Joy Division bertransformasi menjadi New Order yang masih exist hingga saat ini.


Tidak sedikit musisi yang memutuskan untuk mengakhir hidupnya di tengah kejayaan populeritasnya.
mereka mungkin punya alasan sendiri mengapa mereka memilih untuk mengakhiri hidup. tapi yang pasti, karya-karya mereka akan selalu tetap hidup abadi di telinga dan di hati para penggemarnya.

1 komentar:

  1. Even though I know for a fact that Ian Curtis had never met me or would ever meet me, I feel that he understands exactly how I feel. He reminds me of myself in a lot of ways (sorry if that sounds pretentious). The fact that he and I both suffered from very humiliating disorders makes me feel like I'm not alone at all, even if they aren't even the same types of issues.

    BalasHapus