Laman

11.03.2011

Sepasang Kekasih Dan setangkai Bunga

well Here I am.. in my room, it's still rainy outside.
Just got back home from my show. it was a great show. great crowds. cool place for hangout .
saya pulang di antar salah satu personil band saya, kehujanan, Bandung dingin. tapi entah mengapa saya suka cuaca bandung yang seperti ini. Adem. Sekarang Bandung mulai Panas dan padat. saya tidak mau membayangkan seperti apa Bandung 5 tahun lagi.
anyway..
saya mau sedikit bercerita tentang yang saya lihat tadi di jalan ketika menuju pulang.
di stopan lampu merah saya melihat sepasang kekasih naik motor jadul tapi keren, si cewek melingkarkan tangannya di perut si cowok. saya tersenyum menikmati pemandangan itu, si cowok lagu merogoh saku celananya dan memanggil tukang bunga yang sedang berdiri kedinginan memegang erat bunga-bunga jualannya di sebrang jalan. si cowok membeli setangkai bunga mawar merah lalu memberikannya pada sang putri.
hati saya meleleh.
saya kira air hujan menetes di pipi saya. ternyata bukan, yang tadi itu air mata saya. saya cepat-cepat mengusap air mata saya itu sebelum teman saya memergoki saya menangis di motor.

kenapa saya menangis.
saya menangis terharu melihat kejadian yang simple tadi tapi saya bisa merasakan cinta mereka sampai ke hati saya. saya begitu ingin diperlakukan seperti itu.
saya lupa kapan terakhir saya di buat bahagia oleh cinta.

saya punya keluarga kecil yang memberi saya cinta.
saya punya banyak teman dan sahabat, mereka memberi saya cinta.

tapi kadang saya sangat rindu sosok pasangan yang bisa saya percaya untuk saya  titipkan hati saya.
mendamba sosok seorang pria yang bukan bisanya hanya menyakiti lahir dan batin, namun dia mengatas namakan cinta. ( sejak kapan kekerasan dalam berpacaran itu atas nama cinta?)

ingin membuka hati kembali, tapi hati ini masih belum bisa percaya bahwa cinta itu masih ada buat saya. hati ini belum bisa pulih. hati ini terlalu sakit untuk mengalami luka yang sama. tapi saya terlalu takut.
ya saya tau, life goes on. moving on.
tapi sungguh, tidak segampang itu.
saya tau

Ada saat dimana kita tidak perlu menoleh ke belakang. Jangan lihat lagi apa yang sudah (ikhlas) kita tinggalkan. saya percaya, itu akan meringankan langkah, untuk menjemput sesuatu yang baru. Sesuatu yang lebih melegakan. Sesuatu yang membuat kita bersyukur, karena menjemputnya dengan tangan yang sengaja sudah dikosongkan. 
Sungguh itu tidak semudah bernafas. saya berdiam terlalu lama untuk menahan diri tidak menoleh ke belakang. Saat saya berhenti, waktu tak ikut menemani. Dia terus berjalan. Pilihan saya, tertinggal jauh di masa lalu atau saya kejar waktu dengan harapan. 
well anyway..
saya bersyukur melihat pemandangan indah tadi di jalan. semoga mereka akan terus dibalut cinta, di ikat tali kasih sayang dan di goda rindu. 
bersyukur ternyata masih ada pria yang tau bagaimana cara membuat pasangannya tersenyum dan selalu merasa dicintai.
saya harap masih ada pria seperti itu untuk saya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar